Profil Desa Pelem

Ketahui informasi secara rinci Desa Pelem mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Pelem

Tentang Kami

Desa Pelem, Kecamatan Simo, Boyolali, merupakan pusat agraris vital yang kehidupannya berpusat pada Bendungan Talang, sebuah bendungan bersejarah peninggalan Belanda. Desa ini mengoptimalkan irigasi teknis untuk pertanian padi unggul sembari merintis pote

  • Pusat Pengairan Regional

    Desa Pelem menjadi rumah bagi Bendungan Talang, sebuah bendungan era kolonial yang berfungsi sebagai infrastruktur pengairan vital bagi ribuan hektar sawah di Kecamatan Simo dan sekitarnya.

  • Lumbung Padi Beririgasi Teknis:

    Berkat pasokan air yang terjamin dari bendungan, Desa Pelem memiliki sektor pertanian yang sangat produktif dengan sistem irigasi teknis, menjadikannya lumbung pangan yang andal.

  • Rintisan Desa Wisata Berbasis Sejarah

    Keberadaan bendungan yang historis dan pemandangan alamnya yang asri menjadi modal utama bagi Desa Pelem untuk mengembangkan diri sebagai destinasi desa wisata.

XM Broker

Di wilayah Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali, terdapat sebuah desa yang perannya jauh melampaui batas-batas administratifnya. Desa Pelem, sebuah kawasan agraris yang subur, menjadi jantung pengairan bagi ribuan hektar lahan pertanian di sekitarnya. Kehidupan dan kemakmuran desa ini serta desa-desa tetangganya sangat bergantung pada sebuah bangunan bersejarah yang berdiri kokoh di wilayahnya, yakni Bendungan Talang.

Desa Pelem ialah sebuah simpul di mana sejarah kolonial, kearifan agraris dan potensi masa depan bertemu. Aliran air dari bendungan tidak hanya mengairi sawah, tetapi juga mengalirkan denyut kehidupan ekonomi dan sosial masyarakatnya. Kini, desa ini tidak hanya berpuas diri sebagai lumbung pangan, tetapi juga mulai menatap cakrawala baru dengan merintis pengembangan potensi wisata yang berpusat pada aset paling berharganya.

Sejarah yang Mengalir dari Pohon Pelem dan Bendungan Kuno

Seperti banyak desa di Jawa, asal-usul nama Desa Pelem diyakini berasal dari penanda alam yang tumbuh di wilayah tersebut pada masa lampau. Menurut cerita tutur yang diwariskan antargenerasi, nama "Pelem" diambil dari sebuah pohon mangga (pelem dalam bahasa Jawa) yang sangat besar dan menjadi titik pertemuan atau pusat orientasi bagi masyarakat kala itu. Pohon tersebut menjadi cikal bakal lahirnya sebuah komunitas yang kemudian menamakan wilayahnya Desa Pelem.

Namun narasi sejarah Desa Pelem yang paling monumental dan berpengaruh yaitu pembangunan Bendungan Talang. Bangunan yang menjadi ikon desa ini merupakan peninggalan pemerintah kolonial Belanda yang diperkirakan dibangun pada dekade awal abad ke-20, sekitar tahun 1914. Pembangunan bendungan ini merupakan bagian dari proyek besar pemerintah kolonial untuk meningkatkan produksi pertanian di wilayah vorstenlanden (wilayah kerajaan Surakarta dan Yogyakarta).

Bendungan Talang dirancang dengan presisi untuk membendung aliran sungai dan mendistribusikan airnya secara sistematis melalui jaringan saluran irigasi. Keberadaannya secara drastis mengubah lanskap pertanian di Kecamatan Simo, dari yang semula banyak bergantung pada sawah tadah hujan menjadi sawah dengan irigasi teknis yang terjamin. Warisan arsitektur kolonial ini hingga kini tetap berfungsi optimal, menjadi saksi bisu sejarah sekaligus sumber kehidupan yang tak tergantikan bagi masyarakat.

Geografi, Administrasi, dan Data Wilayah

Desa Pelem secara administratif terletak di Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Boyolali, luas wilayah Desa Pelem yaitu 3,55 kilometer persegi atau setara dengan 355 hektar. Sebagian besar dari wilayah ini merupakan lahan sawah produktif yang mendapatkan pengairan langsung dari Bendungan Talang.

Pemerintahan desa dipimpin oleh seorang Kepala Desa yang bertugas mengelola administrasi dan merencanakan program pembangunan. Adapun batas-batas geografis Desa Pelem meliputi:

  • Berbatasan dengan Desa Wates

  • Berbatasan dengan Desa Temon

  • Berbatasan dengan Desa Bendungan

  • Berbatasan dengan Desa Gunung dan Desa Simo

Letaknya yang dikelilingi oleh desa-desa agraris lainnya memperkuat posisinya sebagai pusat pengairan dan simpul penting dalam ekosistem pertanian di Kecamatan Simo.

Demografi dan Masyarakat Agraris

Menurut data kependudukan terbaru pada akhir 2023, Desa Pelem dihuni oleh 3.980 jiwa. Dengan luas wilayah 3,55 kilometer persegi, desa ini memiliki tingkat kepadatan penduduk sekitar 1.121 jiwa per kilometer persegi. Kepadatan yang relatif tinggi ini dapat dijelaskan oleh tingkat kesuburan tanah yang tinggi dan produktivitas pertanian yang mampu menopang kehidupan lebih banyak penduduk.

Mayoritas mutlak penduduk Desa Pelem berprofesi sebagai petani, baik sebagai pemilik lahan, penggarap, maupun buruh tani. Ritme kehidupan masyarakat sangat selaras dengan siklus pertanian. Kalender tanam dan panen menjadi penentu utama aktivitas sosial dan ekonomi. Semangat gotong royong dan kebersamaan masih sangat kental, terutama saat musim tanam dan panen tiba, di mana warga saling membantu menggarap sawah. Generasi muda, meskipun sebagian mulai merambah sektor lain, tetap memiliki ikatan yang kuat dengan dunia agraris yang diwariskan oleh para pendahulu mereka.

Bendungan Talang sebagai Jantung Perekonomian

Perekonomian Desa Pelem secara fundamental digerakkan oleh keberadaan Bendungan Talang. Aset vital ini menciptakan efek berganda yang menopang berbagai sektor ekonomi di desa.

Pertama dan utama, sektor pertanian. Berkat Bendungan Talang, Desa Pelem memiliki sistem irigasi teknis yang memungkinkan petani bercocok tanam sepanjang tahun tanpa bergantung pada curah hujan. Pola tanam intensif seperti Padi-Padi-Palawija dapat diterapkan secara konsisten. Hal ini menjadikan produktivitas pertanian di Desa Pelem sangat tinggi dan stabil, menjadikannya salah satu lumbung padi terpenting di Kabupaten Boyolali. Hasil panen yang melimpah tidak hanya menjamin ketahanan pangan lokal tetapi juga menjadi komoditas ekonomi utama yang dijual ke berbagai daerah.

Kedua, sektor perikanan. Genangan air di bendungan dimanfaatkan oleh sebagian warga untuk budidaya ikan air tawar menggunakan keramba jaring apung. Selain itu, bendungan ini juga menjadi lokasi favorit bagi para pemancing dari dalam maupun luar desa. Aktivitas perikanan ini memberikan sumber protein hewani sekaligus pendapatan tambahan yang signifikan bagi masyarakat.

Ketiga, sektor pariwisata dan UMKM yang mulai tumbuh. Pemandangan hamparan air bendungan yang tenang dengan latar belakang perbukitan hijau menjadi daya tarik visual yang kuat. Potensi ini mulai ditangkap oleh masyarakat dan pemerintah desa. Di sekitar area bendungan, mulai bermunculan warung-warung sederhana (UMKM) yang menjual makanan dan minuman, melayani para pengunjung dan pemancing yang datang, terutama pada akhir pekan.

Visi Pembangunan: Dari Desa Agraris Menuju Desa Wisata

Melihat potensi besar yang dimiliki, Pemerintah Desa Pelem kini mulai merancang visi pembangunan yang lebih luas. Desa ini tidak hanya ingin dikenal sebagai desa agraris, tetapi juga sebagai desa wisata yang berbasis pada aset sejarah dan alamnya. Rintisan untuk mewujudkan visi ini mulai digerakkan secara bertahap.

Kepala Desa Pelem, dalam sebuah wawancara dengan media lokal, menyatakan komitmennya. "Bendungan Talang yaitu warisan sekaligus anugerah. Tugas kita sekarang bukan hanya memanfaatkannya untuk pertanian, tetapi juga mengembangkannya menjadi destinasi wisata yang bisa mengangkat perekonomian seluruh warga desa," ujar Bapak Sugeng Mulyono, Kepala Desa Pelem.

Langkah-langkah strategis yang direncanakan meliputi penataan kawasan di sekitar bendungan, pembangunan fasilitas pendukung seperti area parkir, gazebo, dan toilet umum, serta promosi melalui media sosial. Pelibatan kelompok sadar wisata (pokdarwis) dan karang taruna menjadi kunci untuk memastikan bahwa pengembangan pariwisata ini berbasis komunitas dan memberikan manfaat langsung kepada masyarakat lokal.

Tantangan ke depan yaitu menyeimbangkan antara fungsi utama bendungan sebagai sarana irigasi, upaya konservasi bangunan cagar budaya, dan pengembangan pariwisata. Namun, dengan perencanaan yang matang dan partisipasi aktif dari seluruh elemen masyarakat, Desa Pelem memiliki peluang emas untuk menjadi contoh sukses sinergi antara pertanian, sejarah, dan pariwisata. Visi ini diharapkan dapat menciptakan sumber-sumber pendapatan baru, membuka lapangan kerja, dan meningkatkan kesejahteraan warga secara berkelanjutan.